Buku Selections from the Prison Notebooks karya Antonio Gramsci, yang disunting oleh Quintin Hoare dan Geoffrey Nowell Smith, adalah salah satu karya pemikiran politik dan budaya paling berpengaruh abad ke-20. Ditulis dalam kondisi keterbatasan di penjara antara tahun 1929 hingga 1935, catatan-catatan ini menunjukkan bagaimana Gramsci mengembangkan teori sosial yang inovatif tentang kekuasaan, ideologi, budaya, dan perubahan sosial. Meskipun berasal dari pengalaman hidupnya sendiri di bawah rezim fasis, ide-ide Gramsci terus bergema dalam banyak bidang studi hari ini, mulai dari teori budaya hingga sosiologi politik. Sejak awal, Selections memperlihatkan semangat Gramsci untuk mengatasi kegagalan revolusi klasik dan mengusulkan bentuk baru perjuangan yang lebih kompleks dan strategis.
Salah satu kontribusi terbesar Gramsci adalah gagasan tentang hegemoni. Di sini, Gramsci melampaui pemikiran Marxis tradisional yang cenderung memusatkan perhatian pada kekuasaan ekonomi dan penindasan negara. Bagi Gramsci, kekuasaan yang bertahan lama bukan hanya berdasarkan paksaan fisik, melainkan juga konsensus ideologis yang dibangun secara halus dalam kehidupan sehari-hari. Hegemoni adalah mekanisme di mana kelas dominan mendapatkan persetujuan aktif dari yang dikuasai melalui pendidikan, media, agama, budaya populer, dan institusi sosial lainnya. Ini adalah dominasi yang “alami” dan “tak terlihat,” karena nilai-nilai kelas dominan telah diinternalisasi oleh rakyat sebagai “akal sehat” mereka sendiri. Dengan demikian, pertempuran kelas tidak lagi hanya terjadi dalam bidang ekonomi atau politik formal, melainkan juga dalam ranah budaya dan moral.
Dalam menjelaskan dinamika hegemoni, Gramsci membedakan antara dua bentuk perjuangan: war of position (perang posisi) dan war of manoeuvre (perang gerak cepat). Dalam situasi di mana negara didukung oleh masyarakat sipil yang kuat, perubahan sosial tidak bisa dicapai melalui serangan langsung terhadap negara (war of manoeuvre) seperti dalam Revolusi Oktober 1917 di Rusia. Sebaliknya, diperlukan perang posisi, yakni pembangunan kekuatan dalam masyarakat sipil untuk menggeser konsensus dominan secara bertahap. Ini berarti perjuangan harus bergerak dalam pendidikan, seni, media, dan budaya popular, di mana “pertempuran untuk ide” menjadi sangat penting. Strategi ini jauh lebih lambat dan penuh kesabaran, tetapi bagi Gramsci, ia merupakan jalan yang lebih realistis untuk transformasi sosial dalam dunia kapitalisme modern.
Penting dalam struktur analisis Gramsci adalah pembedaan antara masyarakat politik dan masyarakat sipil. Masyarakat politik mencakup aparatus negara seperti tentara, polisi, sistem hukum yang berfungsi untuk menerapkan kekuasaan secara koersif. Masyarakat sipil, di sisi lain, terdiri dari jaringan lembaga-lembaga sosial seperti sekolah, media, gereja, serikat buruh, dan keluarga, yang membentuk arena di mana ideologi berfungsi membangun konsensus. Dalam masyarakat kapitalis modern, masyarakat sipil menjadi medan utama untuk mempertahankan hegemoni. Ini berarti bahwa perubahan sosial sejati tidak hanya bergantung pada merebut negara, tetapi juga menaklukkan masyarakat sipil dengan membangun pandangan dunia alternatif yang bisa diterima secara luas oleh rakyat.
Gramsci juga memberikan perhatian besar kepada peran intelektual dalam pembentukan hegemoni. Dalam Selections, ia membedakan antara intelektual tradisional dan intelektual organik. Intelektual tradisional mengklaim netralitas dan otonomi, namun dalam kenyataannya mereka sering menjadi penjaga nilai-nilai dominan. Mereka melayani kelas penguasa dengan menjaga stabilitas budaya dan moral yang diperlukan untuk mempertahankan tatanan sosial. Sebaliknya, intelektual organik adalah mereka yang muncul dari dalam kelas sosial tertentu, khususnya kelas pekerja, dan berfungsi untuk mengartikulasikan serta memperjuangkan kepentingan kelas itu. Gramsci berpendapat bahwa setiap kelas yang ingin menjadi dominan harus menghasilkan intelektual organiknya sendiri untuk membangun hegemoni yang baru.
Dalam konteks perubahan sosial, Gramsci memperkenalkan konsep blok historis. Sebuah blok historis adalah aliansi antara berbagai kelas dan kelompok sosial yang membentuk basis material, ideologis, dan politik bagi tatanan hegemonik tertentu. Ini bukan semata-mata aliansi ekonomi, tetapi juga budaya dan moral. Setiap perubahan besar dalam sejarah seperti kemenangan kapitalisme atas feodalisme membutuhkan pembentukan blok historis baru yang mampu mengintegrasikan berbagai kepentingan sosial dalam satu narasi dominan. Revolusi sosial, bagi Gramsci, berarti membangun blok historis alternatif yang dapat menantang hegemoni yang ada.
Lebih jauh, Gramsci mengamati bahwa dalam situasi tertentu, perubahan sosial tidak terjadi melalui revolusi terbuka, melainkan melalui apa yang ia sebut revolusi pasif. Ini adalah transformasi sosial di mana struktur baru secara bertahap menggantikan struktur lama tanpa konfrontasi langsung. Sebagai contoh, penyatuan Italia pada abad ke-19 (Risorgimento) adalah revolusi pasif karena terjadi melalui konsensus elit tanpa keterlibatan rakyat secara luas. Gramsci mengingatkan bahwa revolusi pasif sering kali memperkuat tatanan lama dalam bentuk baru, dan oleh karena itu perlu kewaspadaan terhadap perubahan yang tampak progresif tetapi sebenarnya mempertahankan status quo.
Salah satu bagian menarik dari Selections adalah analisis Gramsci terhadap Americanismo dan Fordismo. Ia melihat Fordisme model produksi massal yang diperkenalkan Henry Ford di Amerika Serikat sebagai inovasi kapitalisme untuk menciptakan tatanan sosial baru. Melalui produksi efisien, upah yang relatif lebih tinggi, dan standarisasi hidup, kapitalisme berusaha mengintegrasikan pekerja ke dalam sistem produksi tanpa harus mengandalkan kekerasan. Namun Gramsci juga mencatat bahwa Fordisme membawa pengendalian sosial yang ketat terhadap kehidupan pribadi pekerja, menunjukkan bahwa modernisasi industri juga berarti modernisasi dominasi ideologi.
Dalam membahas nasionalisme dan budaya nasional-populer, Gramsci menekankan pentingnya membangun budaya nasional dari bawah, bukan dari atas. Ia mengkritik nasionalisme elitis yang mengabaikan aspirasi rakyat biasa, dan menyerukan pembentukan budaya nasional-populer yang benar-benar mencerminkan pengalaman, aspirasi, dan nilai rakyat. Menurut Gramsci, membangun hegemoni progresif membutuhkan keterlibatan aktif dalam produksi budaya rakyat, bukan sekadar mengambil alih negara.
Pandangan Gramsci tentang common sense dan good sense menjadi pusat dalam strategi perubahan ideologis. Common sense adalah campuran pemikiran kritis dan ideologi dominan yang membentuk pandangan dunia sehari-hari rakyat. Namun di dalam common sense terdapat elemen good sense intuisi tentang ketidakadilan, solidaritas, dan keadilan sosial. Tugas intelektual progresif adalah menggali good sense ini, memperkuatnya, dan mengubahnya menjadi kesadaran politik yang eksplisit. Ini adalah pekerjaan jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam bidang pendidikan, budaya, dan komunikasi.
Gramsci juga memberikan perhatian khusus terhadap bahasa dan pendidikan. Ia menilai bahasa sebagai alat penting dalam membentuk dan mempertahankan hegemoni. Bahasa standar nasional dapat digunakan untuk memperkuat dominasi budaya, tetapi juga bisa menjadi alat pembebasan jika dikembangkan dari pengalaman rakyat. Pendidikan, dalam pandangan Gramsci, adalah arena strategis tempat pertarungan ideologi berlangsung. Siapa yang menguasai pendidikan, menguasai masa depan hegemoni.
Dalam kerangka teorinya tentang negara modern, Gramsci menunjukkan bahwa negara kapitalis tidak hanya menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan. Negara modern menggabungkan coercion (kekerasan) dengan consent (persetujuan). Aparatus negara bertugas menjaga tatanan, tetapi negara juga mengandalkan masyarakat sipil untuk membangun konsensus. Dominasi dalam masyarakat modern, karenanya, lebih banyak berlangsung melalui persuasi, pendidikan, dan budaya daripada melalui represi terbuka.
Apa yang membuat Selections from the Prison Notebooks begitu penting adalah bahwa karya ini bukan sekadar refleksi akademik, tetapi merupakan hasil perjuangan nyata seorang aktivis politik dalam kondisi penindasan. Meskipun ditulis di bawah pengawasan ketat dan dalam keadaan kesehatan yang memburuk, Gramsci berhasil menghasilkan pemikiran yang sangat maju, bahkan melampaui banyak teori Marxis tradisional pada zamannya.
Warisan intelektual Gramsci hari ini terasa sangat relevan. Di tengah dunia yang diwarnai oleh krisis demokrasi, populisme kanan, kapitalisme neoliberal, dan pertarungan identitas, teori hegemoni Gramsci menawarkan alat untuk memahami bagaimana dominasi ideologis dibentuk dan bagaimana perubahan dapat dirancang. Konsep war of position, pentingnya masyarakat sipil, peran intelektual organik, dan pentingnya membangun good sense menjadi panduan kritis bagi aktivisme budaya dan politik kontemporer.
Dalam banyak studi budaya modern, Gramsci menjadi rujukan utama untuk memahami bagaimana media, industri kreatif, dan pendidikan berfungsi mempertahankan atau menantang status quo. Kritik terhadap ideologi konsumsi, identitas nasional, peran agama, dan bahkan bentuk baru kapitalisme digital semua berhutang banyak pada kerangka Gramscian. Hegemoni hari ini bukan hanya milik kapitalisme ekonomi, tetapi juga beroperasi melalui algoritma media sosial, budaya populer global, dan bentuk-bentuk baru persuasi yang nyaris tak kasat mata.
Oleh karena itu, membaca Selections from the Prison Notebooks tidak hanya berarti memahami seorang teoretikus Marxis, tetapi juga memperoleh alat kritis untuk membaca dunia modern. Gramsci mengajarkan bahwa perubahan sosial bukan hanya persoalan ekonomi, melainkan perjuangan ideologi, budaya, dan moralitas. Kemenangan tidak hanya datang dari meruntuhkan struktur lama, tetapi dari membangun tatanan nilai baru yang diterima oleh rakyat secara sukarela.
Sebagaimana yang ditunjukkan dalam catatan penjaranya, Gramsci memahami bahwa perjuangan untuk emansipasi manusia adalah perjuangan panjang, penuh liku, dan membutuhkan ketahanan moral serta intelektual. Ia bukan seorang utopis yang bermimpi tentang revolusi instan, melainkan seorang realis radikal yang percaya pada pentingnya membangun kekuatan rakyat secara bertahap, dari bawah, dengan kerja keras yang tidak pernah henti.
Selections from the Prison Notebooks adalah warisan luar biasa dari perjuangan intelektual dan politik melawan dominasi. Melalui buku ini, Gramsci mewariskan kepada kita bukan hanya konsep-konsep besar, tetapi juga etos perjuangan: bahwa dalam situasi seburuk apa pun, pikiran manusia tetap bisa bebas, dan harapan akan perubahan tetap harus diperjuangkan.